Kamis, 10 Desember 2009

GAGNE

Conditions of Learning (R. Gagne)

I. PERNYATAAN ASLI DARI TEORI CONDITIONS OF LEARNING DARI ROBERT GAGNE

This theory stipulates that there are several different types or levels of learning. The significance of these classifications is that each different type requires different types of instruction. Gagne
identifies five major categories of learning: verbal information, intellectual skills, cognitive
strategies, motor skills and attitudes. Different internal and external conditions are necessary for
each type of learning. For example, for cognitive strategies to be learned, there must be a chance

to practice developing new solutions to problems; to learn attitudes, the learner must be exposed
to a credible role model or persuasive arguments.

Gagne suggests that learning tasks for intellectual skills can be organized in a hierarchy
according to complexity: stimulus recognition, response generation, procedure following, use of
terminology, discriminations, concept formation, rule application, and problem solving. The
primary significance of the hierarchy is to identify prerequisites that should be completed to
facilitate learning at each level. Prerequisites are identified by doing a task analysis of a
learning/training task. Learning hierarchies provide a basis for the sequencing of instruction.
In addition, the theory outlines nine instructional events and corresponding cognitive processes:

(1) gaining attention (reception)
(2) informing learners of the objective (expectancy)
(3) stimulating recall of prior learning (retrieval)
(4) presenting the stimulus (selective perception)
(5) providing learning guidance (semantic encoding)
(6) eliciting performance (responding)
(7) providing feedback (reinforcement)
(8) assessing performance (retrieval)
(9) enhancing retention and transfer (generalization).

These events should satisfy or provide the necessary conditions for learning and serve as the
basis for designing instruction and selecting appropriate media (Gagne, Briggs & Wager, 1992).
Scope/Application:
While Gagne's theoretical framework covers all aspects of learning, the focus of the theory is on
intellectual skills. The theory has been applied to the design of instruction in all domains (Gagner
& Driscoll, 1988). In its original formulation (Gagne, 1 962), special attention was given to
military training settings. Gagne (1987) addresses the role of instructional technology in
learning.

TERJEMAHAN BEBAS
Siapa yang tidak kenal dengan Robert Gagne. Ia adalah seorang ahli psikologi pendidikan dengan teorinya yang terkenal yaitu Condition of Learning. Teorinya menjelaskan tiga hal, yaitu taksonomi hasil belajar, kondisi belajar khusus, dan 9 peristiwa pembelajaran. Mbah Bloom, mengkategoikan taksonomi hasil belajarnya kedalam tiga ranah, kognitif, psikomotorik dan afektif. Taksonomi ranah kognitif dibuat sendiri oleh Bloom, sementara ranah afektif dibuat bekerjasama dengan Masia dan ranah psikomotorik dibuat bersama Simpson.
Beda dengan Bloom, Mbah Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Jadi, tiga ranah dalam taksonomi Bloom tercakup semua disini. Kenapa Gagne mengelompokkannya kedalam lima komponen? Ia mengatakan, hal tersebut dikarenakan atas asumsi bahwa hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula.Artinya begini, untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Taksonomi yang dibuat oleh Gagne ini adalah taksonomi hasil belajar pertama, sebelum dibenahi oleh Bloom dkk, dan sekarang tahun 1999 lalu telah diperbaiki oleh Crathwol dkk.
Hal kedua dari teorinya Gagne adalah kondisi belajar khusus (specifik learning condition). Ia menekankan bahwa sangatlah penting untuk mengkategorisasikan tujuan pembelajaran sesuai dengan tipe hasil belajar, alias taksonomi seperti dijelaskan di atas. Dengan cara seperti ini guru/tutor/dosen dapat merancang pembelajarannya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Ia juga menekankan bahwa untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, harus sangat-sangat memperhatikan kondisi khusus (critical condition) yang harus disiapkan untuk mencapai itu. Misal, jika tujuan pembelajaran yang ingin dicapai adalah mengingat sejumlah kosa kata, katakanlah maka kita harus menyiapkan kondisi khusus yaitu berupa petunjuk (cues) atau tips alias trik tertentu, sehingga siswa bisa mengingat dan memahaminya.
Hal ketiga adalah 9 peristiwa pembelajaran, yaitu:
1. Gaining Attention; yaitu upaya atau cara kita untuk meraih perhatian siswa.
2. Informing learner of the objectives; memberitahukan siswa tujuan pembelajaran yang akan mereka capai/peroleh;
3. stimulating recall of prior learning; guru biasa menyebutnya dengan appersepsi, yaitu merangsang siswa untuk mengingat pelajaran terkait sebelumnya dan menghubungkannya dengan apa yang akan dipelajari berikutnya;
4. Presenting stimulus; setelah itu mulailah dengan menyajikan stimulus;
5. Providing learning guidance; berikan bimbingan belajar;
6. Eliciting performance; tingkatkan kinerja;
7. Providing feed back; alias berikan umpan balik;
8. Assessing performance; ukur capaian hasil belajar mereka;
9. Enhancing retention and transfer; tingkatkan capaian hasil belajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan untuk dicapai.
Nah, bagaimana contoh penerapannya? Berikut adalah contoh penerapan dalam proses pembelajaran di dalam kelas.
III. PENERAPAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI DALAM KELAS,KHUSUSNYA DI AWAL PEMBELAJARAN
1. Menarik Perhatian (Gaining attention)
Perlunya menimbulkan minat dan perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh kontradiksi atau kompleks. Diharapkan siswa memiliki kepekaan indera untuk merespon dengan cepat stimulus yang diberikan. Ketika menarik perhatian siswa, pembimbing atau guru dapat memberikan gerakan isyarat atau merubah mimik muka dan suara tiba-tiba.
IV. CONTOH DAN PENJELASANNYA.
Contoh dan penjelasannya:
Untuk mengenalkan siswa tentang gerak melingkar, maka hadirkanlah benda-benda yang dapat melakukan gerak melingkar, seperti sepeda, jam dinding, batu yang diikatkan pada tali dalam kelas.Ajak pula siswa menonton film dokumenter tentang gerak melingkar.
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learners of the objective)
Perlunya mengatakan pada siswa apa yang akan diperoleh atau dikuasai setelah mengikuti pelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui kemampuan yang dikuasai setelah mengikuti pelajaran. Menyampaikan tujuan pembelajaran bisa menjadi motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
IV. CONTOH DAN PENJELASANNYA
Contoh dan penjelasannya:
Kegiatan diawali dengan tanya jawab, untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa, dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Sebelum kegiatan pembelajaran, guru mengadakan tanya jawab dengan siswa. Seperti mengatakan “Siapa yang pernah naik sepeda atau motor?” “gerak apa yang dilakukan oleh ban sepeda tersebut?” “Berapa bagian dari sepeda atau motor yang dapat melakukan gerak melingkar?” “Siapa yang mau mencoba naik sepeda atau motor?” “Nanti teman-teman akan melihat bagaimana gerak dari ban sepeda tersebut, juga dapat mengetahui bagian-bagian dari sepeda atau motor yang dapat melakukan gerak melingkar!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar